BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 29 Desember 2010

BAB 10 Agama dan Masyarakat

10.1 Fungsi Agama

Fungsi Agama Kepada Manusia

Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang dihuraikan di bawah:

- Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.

Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap manusia harus menaati Allah SWT

-Menjawab pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.

Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat menarik dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.

- Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.

Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.

– Memainkan fungsi kawanan sosial.

Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial

Fungsi Sosial Agama

Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).

Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat.

Fungsi Integratif Agama

Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.

Fungsi Disintegratif Agama.

Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain


10.2 Pelembagaan Agama

Tiga tipe kaitan agama dengan masyarakat:
a. masyarakat dan nilai-nilai sacral
b. masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang berkembang
c. masyarakat-masyarakat industri sekuler

Pelembagaan agama
Pelembagaan agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh kepercayaan di dalam kehidupan sehari-hari.


STUDY KASUS :

PERNIKAHAN BEDA AGAMA
Orang yang menempuh pernikahan beda agama, dan bisa bertahan dengan itu, menganggap dan membuktikan bahwa cinta bisa mengatasi perbedaan apapun, dan bahwa cinta lebih penting dari agama. Saya sendiri baru pada tahap mengkoar-koarkannya.
Tidak seperti perbedaan lain, misalnya status ekonomi, etnis, dan strata pendidikan, yang walaupun pasti mendatangkan “kerepotan-kerepotan”, tapi jelas tidak sesensitif perbedaan agama tadi. Belum lagi berbuntut pada, akan “ke mana” anak-anak diarahkan, dan beragam persoalan “teknis” lainnya.
Bila kemudian dia “mengalah” dan mengikut agama Anda, artinya dia pindah demi Anda, jangan cepat merasa menang dulu. Anda malah telah berutang sebuah pengorbanan yang sangat besar. Dan kalau sampai Anda menyia-nyiakannya, entahlah…
Mungkin agak “lari” dari mainstream pemikiran saya yang terlihat sangat mengangungkan pluralitas dsb ya. Tapi begitulah. Jika masih bisa dicegah, misalnya hubungan itu masih pada stadium awal pikirkanlah lagi. Prinsip “Jalani aja dulu, lihat nanti gimana” itu kadang tak bijak. Bisa saja, hubungan Anda dengannya malah lebih “sehat” jika tidak memperistri atau bersuamikan dia.

OPINI :
Menurut saya pernikahan beda agama itu tidak baik .
Karena tidak dapat diakui dalam Agama . Karena bagi siapa saja yang melakukan pernikahan beda agama dalam melakukan hubungan suami-istri tidak sah dan dianggap berzinah .
Sebaiknya pernikahan itu dilakukan dalam seIman atau seAgama supaya terjalin hubungan yang sah , yang dapat diakui Agama dan masyarakat .