BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 13 Maret 2011

Konsepsi IBD dalam kesusastraan bag.2

C. Nilai – Nilai dalam Prosa Fiksi

Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tak mau karya sastra langsung tak langsung membawa pesan moral. Dengan kata lain prosa memiliki nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra, antara lain:
  1. Prosa Fiksi memberikan kesenangan
    Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapat pengalaman sebagaimana mengalami sendiri peristiwa itu. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjungi selama hidupnya.
  2. Prosa Fiksi memberikan Informasi
    Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak ada dalam kamus. Dalam novel serig kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau lapran jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
  3. Prosa Fiksi memberikan warisan kultural
    Prosa fiksi dapat menstimulasi imajinasi dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti – hentinya dari warisan budaya bangsa. Oleh sebab itu kita sebagai mahasiswa tidak lagi mengalami secara fisik itulah, jiwa kepahlawanan perlu disentuhkan lewat hasil – hasil sastra.
  4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
    Lewat prosaa fiksi seseorang dapatmenilai kehidupan berdasarkan pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon – respon emosional atau rangsangan aksi yangg mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.

D. IBD yang dihubungkan dengan puisi

Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran IBD tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema yang terdapat pada IBD.
Kepuitisan, keartistikan bahasa puisi disebabkan oleh aktifitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:

  1. Figura bahasa seperti gaya perssonifikasi, metafora, perbandingan alegori dsb.
  2. Kata – kata yang ambiquitas yaitu kata – kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
  3. Kata – kata berjiwa yaitu kata –kata yang diberi suasana tertentu.
  4. Kata – kata yang konotatif yaitu kata – kata yang sudah diberi tambahan nilai – nilai rasa dan asosiasi – asosiasi tertentu.
  5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal – hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Adapun alasan – alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkluliahan IBD adalah:

  1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
    Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut "Pengalaman perwakilan" yaitu manusia senantiasa memiliki salah satu kebutuhan dasarnya utnuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas.
    1. Puisi dan keinsyafan
      Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diiajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia jelaskan pengalaman setiap orang.
    2. Puisi dan keinsyafan sosial
      Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, yang terlibat dlam issue dan problem sosial. Secara imajinatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa:
    • Penderitaan atas ketidak adilan.
    • Perjuangan untuk kekuasaan.
    • Konflik dengan sesamanya.
    • Pemberontakan terhadap hukum Tuhan.
    Sumber : MKDU: IBD , widyo nugroho, achmad muchji juni 1996, gunadarma

0 komentar: